“Ono
ning urip manggon ing roso”
Seorang
manusia hidup terdiri dari Jiwa dan Raga
Jiwa
merupakan sukma yang satukan dengan raga di ikat oleh nyawa sebagai pemersatu
diri menjadi manusia hidup
Rasa
atau Roso sebagai tanda manusia itu hidup yang setiasa ingat kepada Allah Yang
Maha Pencipta
Menjaga
rasa kita agar senantiasa hidup perlu dilatih dan dipraktekan melalui kehidupan
yang dijalankanya baik dengan cara berdo’a, berdzikir, sholat ataupun meditasi
mengosongkan diri pasrah dengan Yang Maha Kuasa
“Manunggaling
kawulo kelawan Gusti “
Allah
Maha Besar sebesar-besarnya. Dan puji-pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya. Dan
maha suci Allah siang dan malam. Kuhadapkan mukaku, kepada yang menjadikan
langit dan bumi, aku cenderung lagi berserah kepada Allah dan bukanlah aku dari
golongan orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku kuserahkan hanya pada Allah tuhan seru sekelian
alam. Sekali-kali tidaklah aku menyekutukanNya . Dan dengan demikian aku
ditugaskan, dan aku adalah dari golongan orang-orang Muslim (Islam)
Kemanapun
kita menghadap disitulah wajah Allah, tiada suatu rahasia yang mampu
disembunyikan, kecuali orang – orang yang mematikan rasa selalu berbohong dan
menganiaya diri sendiri.
Ho
dari huruf jawa bermakna Urip
Urip
iku ora urip ijen ning ono sing nguripi ning kudu diurip-uripi
- Hidup itu tidak hidup sendiri
namun bermasyarakat harus mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
- Manusia hidup itu ada yang menghidupkan
yaitu Allah Yang Maha Pencipta, harus senantiasa memohon perlindungan atas
segala kesalahan dan gigih tidak mengulangi kesalahan sebagai manusia
hidup mermasyarakat yang tidak lepas salah dan dosa.
- Hidup itu harus dijaga kehidupan
kita agar tetap sehat dan selamat menjalankan kehidupan yang penuh rasa
nikmat dan rahmatullah.
Hidupkan
rasa kita jika kita benar-benar hidup melalui pancaindera kita, perbuatan kita
satukan pikiran dan hati kita.
